Alya Thamrin dan Endro Aji
Soeharto pertama kali bertemu Siti Hartinah saat masih bersekolah di Wonogiri, Jawa Tengah. Kala itu, Siti Hartinah atau yang akrab disapa Ibu Tien, satu kelas dengan adik sepupu Pak Harto, Sulardi.
Belum ada benih-benih cinta di antara mereka. Ketika Soeharto berusia 26 tahun dan bertugas di Yogyakarta, bibinya, Ibu Prawiro, menjodohkannya dengan Siti Hartinah. Proses lamaran dilakukan di rumah orangtua Ibu Tien di Jalan Ronggo Wasito, Solo, Jateng.
Pernikahan mereka dilangsungkan pada 26 Desember 1947. Malamnya diadakan syukuran hanya dengan penerangan lilin untuk menghindari serangan udara Belanda yang masih sering terjadi. Karena situasi saat itu masih darurat, tak pernah ada foto yang mengabadikan peristiwa bahagia itu.
Pak Harto dan Ibu Tien kemudian dikaruniai enam putra-putri yakni, Siti Hardiyanti Hastuti, Sigit Haryojudanto, Bambang Trihatmojo, Siti Hediati Heriyadi, Hutumo Mandala Putra, dan Siti Hutami Endang Adiningsih.
Dalam otobiografinya, Soeharto menulis ia dan sang istri selalu menjaga ketentraman rumah tangga dengan cinta dan pengertian. Tak bisa dipungkiri, cinta kasih dan dukungan yang diberikan Ibu Tien menjadi pendorong karir Soeharto sebagai presiden.
Selama 49 tahun mereka hidup berdampingan. Sampai Ibu Tien berpulang pada 1996. Dua belas tahun kemudian, Pak Harto menyusul cinta sejatinya untuk kembali bersama.(IDS/SHA)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar